Langsung ke konten utama

Dokumentasi Mahasiswa



Bulan lalu tepanya November 2014 jadi momentum penting bagi gerakan mahasiswa khusunya di Makassar. Pada bulan itu Presiden Jokowi yang baru saja menjabat, talah menaikan harga BBM subsidi. Posisi dan sikap saya tentu menolak kebijakan tersebut, meskipun saya tidak menyesal memilih Jokowi, tetapi tak akan berhenti mengkrtisi kebijakanya. Daya juang mahasiswa Makassar dalam setiap momentum terkait kebijakan tak populis pemerintah harus diperhitungkan serius dalam kekuatan politik tanah air.
 Saya harus mengatakan bahwa poros gerakan mahasiswa Indoensia ini ditentukan dari daya ledak kemarahan mahasiswa Makassar. Saya bangga dan takjub karena pernah merasakan jalanan dan terik panasnya matahari saat menjadi mahasiswa Unhas. Bergabung bersama organisasi intra kampus, Unit Kegiatan Pers Mahasiswa (UKPM-UNHAS) adalah tempat bagi saya dan teman2 membekali akal sehar agar tetap terawat utuh dan kritis. Di tempat ini saya tidak saja belajar jurnalistik dasar, tetapi melampaui itu, mengenali mana kawan dan mana sejatinya lawan. Sejak awal masuk, kami dibiasakan dengan tradisi menulis kritis dan harus memihak pada mahasiswa dan masyarakat kecil yang tak tercover oleh media komersil/maindstream. Selain menulis, tentu kami diajari mengorganisir dan mensuport demonstrasi tingkat lembaga atau organ extra kampus lainya. Diawali belajar orasi hingga bentuk-bentuk partisipasi aksi lainya wajib dijalankan. Berikut ini kenangan saya di UKPM. Hehehe ROMANTISME sedikit.


Sekret UKPM-UNHAS



 



 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resume Buku Teori Budaya, karya David Kaplan dan Robert Manners

Antropologi “ metodologi dan pokok soal dalam penyusunan teori” Pada pembahasan awal Buku karya Kaplan dan Manners yang bertajuk teori budaya ( the teory of culture ) mengetengahkan masalah mendasar Antropologi sebagai suatu bidang pengetahuan yang mendisiplinkan diri dalam kaidah ketat epistemology,   pada akhir abad sem bilan belas. Menurut keduanya, pokok –pokok problem yang diperhatikan Antropolog dapat diringkas menjadi dua pertanyaan besar yang saling terkait, yaitu   pertama, bagaimanakah berkerjanya berbagai system budaya yang berbeda-beda? kedua, bagaimanakah sistem-sistem budaya yang beraneka ragam itu   mendapat tempat seperti saat ini? (Kaplan &Manners hal 2)                 Problem mendasar dalam uraian akademis yang dikemukakan oleh Kaplan dan Manners tersebut,   merujuk pada pemahaman mengenai perbedaaan   pada setiap budaya, baik dari segi ruang maupun waktu, dimana semua budaya sama. Sehingga keduanya beranggapan memungkinkan disiplin Antropologi t

Resensi: Simulasi dan Hiperrealitas dalam film SIMONE

   Ciri khusus genre film sains fiksi Holywood kerap kali mengetengahkan ide tentang keunguulan komputerisasi sebagai satu-satunya instrument penting industri film Amerika serikat dewasa ini. Ilustrasi dimensi ruang dan waktu dalam virtualisasi kapsul digital menjadi penanda dimulainya  era digitaliasi sebagai tema mainstrim performativitas film Holywood, setidaknya 10 tahun belakangan.       Dari sekian banyak film bergendre sains fiksi, salah satu yang masuk kategori film favorit-ku tahun 2011 jatuh pada SIMONE. Film besutan sutradara Anderew Nicola yang dibintangi aktor Alpacino ini, sempat direkomendasikan oleh ketua prodi Kajian Budaya dan Media, Prof. Heru Nugroho sebagai salah satu dari sekian banyak tugas mata kuliah teori kritis dan posmodernisme.       Sekedar catatan, melalui film ini setidaknya kita diajak berkenalan dengan sejumlah teori postmodernisme. Lewat Simone memungkinkan siapa saja bisa mengenaliasis fenomena  digitaliasi masyarakat kontemporer.  Ter

Menjadi Abnormal

#Tulisan lawas- Juli 2009     P erkembangan teknologi informasi memungkinkan siapa saja terlibat aktif menjalin hubungan dengan siapapun dan dimanapun. Perangkat jejaring sosial   yang akhir-akhir ini digandrungi hampir semua kalangan, menjadi petanda bahwa teknologi informasi dan komunikasi adalah salah satu instrument penting dalam   prasayarat pergaulan sosial. Meskipun stigma ini belum menjadi dasar   pembenaran.    Berbicara soal peluang dan kesempatan terkait situs jajaring sosial. Saya punya pengalaman unik, aneh dan mungkin bisa dibilang berlebihan. Kejadian ini bermula ketika   sebagian   teman-teman kampus   jadi pengguna aktif friendster salah satu situs jejaring sosial. Awalnya,   Jamil kerabat saya se-kampus dan juga se-kampung meperkenalakan mesin ini. Dari dialah cerita kecanggihan friendster yang katanya sanggup membuka akses komunikasi virtual dengan siapa saja dari pelosok dunia, terpaksa   saya mengharuskanya membuatkan accout di situs itu.      Sebena