Bulan lalu tepanya November 2014 jadi
momentum penting bagi gerakan mahasiswa khusunya di Makassar. Pada bulan itu Presiden
Jokowi yang baru saja menjabat, talah menaikan harga BBM subsidi. Posisi dan
sikap saya tentu menolak kebijakan tersebut, meskipun saya tidak menyesal
memilih Jokowi, tetapi tak akan berhenti mengkrtisi kebijakanya. Daya juang
mahasiswa Makassar dalam setiap momentum terkait kebijakan tak populis
pemerintah harus diperhitungkan serius dalam kekuatan politik tanah air.
Saya harus mengatakan bahwa poros gerakan
mahasiswa Indoensia ini ditentukan dari daya ledak kemarahan mahasiswa
Makassar. Saya bangga dan takjub karena pernah merasakan jalanan dan terik
panasnya matahari saat menjadi mahasiswa Unhas. Bergabung bersama organisasi
intra kampus, Unit Kegiatan Pers Mahasiswa (UKPM-UNHAS) adalah tempat bagi saya
dan teman2 membekali akal sehar agar tetap terawat utuh dan kritis. Di tempat
ini saya tidak saja belajar jurnalistik dasar, tetapi melampaui itu, mengenali
mana kawan dan mana sejatinya lawan. Sejak awal masuk, kami dibiasakan dengan
tradisi menulis kritis dan harus memihak pada mahasiswa dan masyarakat kecil
yang tak tercover oleh media komersil/maindstream. Selain menulis, tentu kami
diajari mengorganisir dan mensuport demonstrasi tingkat lembaga atau organ extra
kampus lainya. Diawali belajar orasi hingga bentuk-bentuk partisipasi aksi
lainya wajib dijalankan. Berikut ini kenangan saya di UKPM. Hehehe ROMANTISME
sedikit.
Sekret UKPM-UNHAS |
Komentar
Posting Komentar