Langsung ke konten utama

Hari Ayah


Dear Noam

  Oya, kemarin mesin pencari Google menyebutnya sebagai Hari Ayah. Saya tidak cukup tahu sejarahnya kenapa 12 November itu dikatakan hari ayah nasional.
Oleh beberapa sumber, Hari Ayah dirayakan dengan memberi hadiah bagi bapak dan berkumpul bersama anggota keluarga lainnya. Atau dimaknai ungkapan terima kasih atas perannya sebagai tulang punggung, sandaran dan pelindung dalam rumah tangga.
Jika standar moral itu dilekatkan pada Hari Ayah, sungguh saya adalah seorang ayah yang gagal. Absen saat dibutuhkan. Tidak sepenuhnya ikuti tumbuh kembangmu. Bahkan sangat mungkin kamu tidak mengenalku lagi.
   Memang benar semua orang tua menghendaki anaknya bahagia. Namun perlu diingat siklus hidup semua makhluk tidak jauh dari menunggu duka, suka dan derita. Memilih hidup berarti memilih akrab dengan kepedihan, nestapa dan penderitaan.
Jika kelak di masa yang akan datang kamu dirundung cemas, kurang happy, atau prestasi belajarmu rendah, kamu berhak menuntut itu dariku. Saya paling pantas diminta tanggung jawab. Belum maksimal hadir di waktu yang semestinya.
  Di usiamu saat ini barangkali kamu mulai mengamati tidak ada sosok laki laki yang dahulu membisiki suara adzan di kuping kananmu.Tidak ada sentuhan tangan membaluri minyak kutus kutus di punggungmu sebagaimana rutin tiap malamku lakukan untukmu. Dalam doa yang selalu kurapalkan semoga kamu dianugrahi kecintaan pada pengetahuan dan penghormatan pada kemanusiaan.
 Dunia kita berbeda. Di zamanmu nanti penuh ketidakpastian. Untuk itu saya berusaha membekalimu tanpa perlu menuntutmu menjadi apa. Tugas saya ibarat petani. Memilih benih, menanam, memupuk, merawat, menjaga dari hama dan memetik hasilnya. Pilihan atas minat, suka atau tak suka itu ada atas kehendakmu sebabas yang kamu inginkan, Namun, dikerjakan penuh tanggung jawab. Itu saja sudah cukup buat saya happy. 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resume Buku Teori Budaya, karya David Kaplan dan Robert Manners

Antropologi “ metodologi dan pokok soal dalam penyusunan teori” Pada pembahasan awal Buku karya Kaplan dan Manners yang bertajuk teori budaya ( the teory of culture ) mengetengahkan masalah mendasar Antropologi sebagai suatu bidang pengetahuan yang mendisiplinkan diri dalam kaidah ketat epistemology,   pada akhir abad sem bilan belas. Menurut keduanya, pokok –pokok problem yang diperhatikan Antropolog dapat diringkas menjadi dua pertanyaan besar yang saling terkait, yaitu   pertama, bagaimanakah berkerjanya berbagai system budaya yang berbeda-beda? kedua, bagaimanakah sistem-sistem budaya yang beraneka ragam itu   mendapat tempat seperti saat ini? (Kaplan &Manners hal 2)                 Problem mendasar dalam uraian akademis yang dikemukakan oleh Kaplan dan Manners tersebut,   merujuk pada pemahaman mengenai perbedaaan   pada setiap budaya, baik dari segi ruang maupun waktu, dimana semua budaya sama. Sehingga keduanya beranggapan memungkinkan disiplin Antropologi t

Resensi: Simulasi dan Hiperrealitas dalam film SIMONE

   Ciri khusus genre film sains fiksi Holywood kerap kali mengetengahkan ide tentang keunguulan komputerisasi sebagai satu-satunya instrument penting industri film Amerika serikat dewasa ini. Ilustrasi dimensi ruang dan waktu dalam virtualisasi kapsul digital menjadi penanda dimulainya  era digitaliasi sebagai tema mainstrim performativitas film Holywood, setidaknya 10 tahun belakangan.       Dari sekian banyak film bergendre sains fiksi, salah satu yang masuk kategori film favorit-ku tahun 2011 jatuh pada SIMONE. Film besutan sutradara Anderew Nicola yang dibintangi aktor Alpacino ini, sempat direkomendasikan oleh ketua prodi Kajian Budaya dan Media, Prof. Heru Nugroho sebagai salah satu dari sekian banyak tugas mata kuliah teori kritis dan posmodernisme.       Sekedar catatan, melalui film ini setidaknya kita diajak berkenalan dengan sejumlah teori postmodernisme. Lewat Simone memungkinkan siapa saja bisa mengenaliasis fenomena  digitaliasi masyarakat kontemporer.  Ter

Menjadi Abnormal

#Tulisan lawas- Juli 2009     P erkembangan teknologi informasi memungkinkan siapa saja terlibat aktif menjalin hubungan dengan siapapun dan dimanapun. Perangkat jejaring sosial   yang akhir-akhir ini digandrungi hampir semua kalangan, menjadi petanda bahwa teknologi informasi dan komunikasi adalah salah satu instrument penting dalam   prasayarat pergaulan sosial. Meskipun stigma ini belum menjadi dasar   pembenaran.    Berbicara soal peluang dan kesempatan terkait situs jajaring sosial. Saya punya pengalaman unik, aneh dan mungkin bisa dibilang berlebihan. Kejadian ini bermula ketika   sebagian   teman-teman kampus   jadi pengguna aktif friendster salah satu situs jejaring sosial. Awalnya,   Jamil kerabat saya se-kampus dan juga se-kampung meperkenalakan mesin ini. Dari dialah cerita kecanggihan friendster yang katanya sanggup membuka akses komunikasi virtual dengan siapa saja dari pelosok dunia, terpaksa   saya mengharuskanya membuatkan accout di situs itu.      Sebena