Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2012

Mahalnya Bea Masuk Candi Prambanan

Setalah sekian kali tertunda semenjak enam bulan berada di Yogyakarta, baru pada awal Februari 2012 ini, saya berkesempatan mengunjungi Candi Prambanan. Entah sudah berapa kali saya merencanakan, namun seringkali pula urung dieksekusi. Padahal soal jarak tempuh tidak terlampau jauh. Kurang lebih sekitar tiga puluh lima menit jika mengambil pilihan mengunakan roda dua dari Yogya menuju ke timur arah Solo hingga di perbatasan antara Yogyakarta dan Surakarta, dimana kompleks candi Hindu itu “membeku” selama beradab-abad. Salah satu tempat tujuan wisata yang masuk daftar tiga besar tempat wajib ‘segera’ dikunjungi dalam catatan-ku selama di kota ini akhirnya tercapai. Namun, pengertian ‘segera’ disini sudah tidak berlaku lagi. Meningat rentang waktu untuk itu sudah tidak memungkinkan- bagi pribadi yang doyan menunda-nunda waktu- kayak saya ini. Belum lagi, dalam catatan-ku urutan papan atas tempat wisata nomor wahid seperti candi Borobudur di Magelang nyatanya belum juga didatangi. Berunt...

Resensi: Simulasi dan Hiperrealitas dalam film SIMONE

   Ciri khusus genre film sains fiksi Holywood kerap kali mengetengahkan ide tentang keunguulan komputerisasi sebagai satu-satunya instrument penting industri film Amerika serikat dewasa ini. Ilustrasi dimensi ruang dan waktu dalam virtualisasi kapsul digital menjadi penanda dimulainya  era digitaliasi sebagai tema mainstrim performativitas film Holywood, setidaknya 10 tahun belakangan.       Dari sekian banyak film bergendre sains fiksi, salah satu yang masuk kategori film favorit-ku tahun 2011 jatuh pada SIMONE. Film besutan sutradara Anderew Nicola yang dibintangi aktor Alpacino ini, sempat direkomendasikan oleh ketua prodi Kajian Budaya dan Media, Prof. Heru Nugroho sebagai salah satu dari sekian banyak tugas mata kuliah teori kritis dan posmodernisme.       Sekedar catatan, melalui film ini setidaknya kita diajak berkenalan dengan sejumlah teori postmodernisme. Lewat Simone memungkinkan siapa saja bisa m...