Saat adzan menyahut pada Dzuhur kala itu, suasana Masjid Raya Makassar berubah menjadi sentrum bagi jiwa yang terpanggil. Siang itu, masjid yang dibangun pada 1949 masih menyisahkan kerinduan. Sebuah kerinduan berbalut jiwa yang sublim akan keridohan sang Khalik. lalu lalang jamaah dari beberapa titik keramaian bergegas menuju tiga penjuru gerbang masuk, seolah menjadi petanda bahwa masjid ini masih kuasa bertahan dari hirukpikuk aktivitas ekonomi di jantung keramaian kota metro Makassar. Sepintas, mungkin tidak ada yang tahu, kalau tanah lapang yang kerap kali dijadikan lapangan sepak bola itu menjadi lokasi berdirinya Masjid Raya megah yang dilengkapi berbagai fasilitas dan dapat menampung 10 ribu jemaah di atas tanah seluas 13.912 meter persegi Masjid Raya Makassar awalnya dirancang M Soebardjo atas petunjuk KH Ahmad Bone. Ulama asal Kabupaten Bone itu berniat membangun sebuah masjid dengan biaya sebesar Rp 60.000 di tahun 1947. Kala itu bangunan pertama masjid hanya terbuat dari ...